FATHERLESS DAN POTENSI CYBERPORN PADA REMAJA

Abstract

Pandemi telah meningkatkan intensitas penggunaan gawai di media sosial. Pengguna gawai semestinya mengetahui bahwa data yang tersimpan di dalamnya tidak mudah hilang hanya dengan mengklik tombol delete, namun masih tersimpan dalam memory card. Keadaan ini yang tidak disadari oleh pengguna remaja. Aktivitas sosial semuanya terekam bahkan hal yang tidak semestinya tak perlu dilakukan terekam dalam gawai. Keinginan untuk eksis secara berlebihan muncul salah satunya akibat minimnya keikutsertaan ayah dalam pengasuhan (fatherless). Hal ini tentu saja perlu menjadi perhatian serius agar kejahatan pornografi (cyberporn) dapat dihilangkan dan remaja Indonesia tumbuh menjadi generasi yang percaya diri.