Internalisasi nilai simbolik “Paningset” dengan Pendekatan Gestal dalam konseling pernikahan bagi calon konselor

Diana Dewi Wahyuningsih

Abstract


Artikel konseptual ini menguraikan dan membahas tentang piranti paningset yang biasa digunakan dalam kelengkapan upacara pernikahan pada masyarakat jawa. Artikel ini memberikan gambaran terkait pemaknaan dari uborampe piranti paningset yang akan memberikan pemahaman bagi para calon konselor, yang nantinya akan melakukan perencanaan karir yaitu merencanakan pernikahan. Uborampe piranti paningset berisi antara lain: pisang sanggan, suruh ayu, benang lawe, seperangkat pakaian, kelengkapan make up, sindur, kain truntum, perhiasan, makanan dari beras (jadah, wajik dan jenang), buah-buahan, nasi golong, urip-urip, uang, pamesing. Uborampe paningset ini memberikan pemaknaan akan kesiapan dalam menjalankan ikatan rumah tangga, serta memberikan gambaran bagaimana suami dan istri saling memberikan pemaknaan dalam menjalankan mahligai rumah tangga.

 

This conceptual article describes and discusses the paningset device commonly used in completing wedding ceremonies in the Javanese community. This article provides an overview of the meaning of the uborampe paningset tool that will provide insight for prospective counselors, who will later do career planning that is planning a wedding. Completeness paningset device contains, among others: pisang sanggan, suruh ayu, benang lawe, clothes, make up tool, sindur, truntum fabric, perhiasan, food from rice (jadah, wajik and jenang), fruits, golong rice, urip-urip, money, pamesing. The Panoretet Uborampe gives meaning to the readiness to carry out household ties, and provides an overview of how husbands and wives give meaning to each other in carrying out the household's mahligai.

Keywords


uborampe paningset, calon konselor, pemaknaan dalam pernikahan

Full Text:

PDF

References


Amoateng, A.Y. & Richter, L. (2003). The state of families in South Africa. In Daniel, J., Habib, A., & Southall, R. (Eds.). State of the nation: South Africa (pp. 242 –267). Pretoria, South Africa: Human Sciences Research Council Press.

Geldard, Kathryn & Geldard, David. 2011. Konselilng Keluarga: Membangun Relasi Untuk Saling Memandirikan Antaranggota Keluarga. Pustaka Pelajar.

Gichinga, E. M. (2005): Marriage Counselling: A Counselling Guide. Nairobi, Kenya: GEM Counselling Services

Griffiths, A. M. O. (1997). In the shadow of marriage: Gender and justice in African community.Chicago, IL: The University of Chicago Press.

Mbiti, J. S (2000). Introduction to African religion. Nairobi, Kenya: Heinneman.

Moeti, Bakadzi & Mokgolodi, L. Hildah. 2017. Indigenous Marital Therapy: A Case of Botswana.International Journal of Social Science Studies, ISSN 2324-8033 E-ISSN 2324-8041. Published by Redfame Publishing.

Nwoye, A. (1991). Marriage and family counselling. Jos, Nigeria: FAB Publications Books.

Nwoye, A. (2006). Theory and method of marriage therapy in Contemporary Africa. Contemporary Family Therapy,28(4), 393–504.

Pringgawidagda, Suwarna. 2006. Tata Upacara dan Wicara Pengantin Gaya Yogyakarta. Penerbit: Kanisius.

Sodi, Tholene; Esere, O. Mary; Gichinga, M. Emmy & Hove, Patience. 2014. Marriage and Counselling in African Communities: Challenges and Counselling Approaches. Publisher: Routledge. To link to this article:

http://dx.doi.org/10.1080/14330237.2010.10820383

Sodi,T.,&Sodi,E.(2006,July).Couple therapy inapsychology practice in Limpopo Province (South Africa: Analysis of archival records. Paper presented at the 26th International Congress of Applied Psychology, Athens, Greece.

Sulilantini, Endah. 1998. Lamaran dan Paningset dalam Upacara Perkawinan Di Lingkungan Keraton Yogyakarta. Yogyakarta: Proyek Penelitian, Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya.

Yontef, G. M. 2005. Gestalt Therapy Theory of Change. Dalam A.L Woldt and S.M Toman (ed). Gestalt Therapy: History, Theory and Practice. Thousand Oak. CA: Sage.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) terindek oleh: