Kemampuan komunikasi interpersonal kader BKB sebagai pendidik sebaya di Desa Krebet Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo

Rahmaniar Rizky, Ayu Ervina Rahmadhani, Ayu Dwi Puspitasari, Noviyanti Kartika Dewi

Abstract


Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap peserta menagkap reaksi yang lain secara langsung baik verbal maupun non verbal. Kemampuan komunikasi interpersonal sangat diperlukan oleh kader BKB dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik sebaya. Informasi yang disampaikan oleh pendidik sebaya kader BKB adalah terkai masalah ibu dan balita. Oleh sebab itu seorang pendidik sebaya harus memiliki kemampuan komunikasi interpersonal.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan format deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana kondisi, situasi ataupun variabel tersebut. Sedangkan penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi ataupun peristiwa penelitian, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak meguji hipotesis atau membuat prediksi. Populasi penelitian ini adalah seluruh kader BKB didesa Krebet kecamatan Jambon Kabupaten ponorogo yang berjumlah 30 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Sampling jenuh merupakan teknik pengambilan sampel yang diambil jika populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket dengan skala linkert.
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti di desa krebet diperoleh hasil antara lain, kemampuan komunikasi mamah muda di desa krebet berada pada kategori rendah sebesar 30%. Jika dilihat per indikator diperoleh informasi bahwa kemampuan komunikasi secara langsung dan terbuka sebesar 37,5 % berada pada kategori sedang, indikator melanjutkan dan mengakhiri pembicaraan sebesar 37,5% berada pada kategori sedang, indikator kemampuan mengemukakan pikiran dan pendapat sebesar 25% berada pada kategori rendah dan pada indikator kemampuan mengemukakan pikiran dan pendapat sebesar 28,5% berada pada kategori rendah.


Keywords


Komunikasi Interpersonal; Bina Keluarga Balita (BKB); Pendidik Sebaya.

Full Text:

PDF

References


Ahmad, S. & Harapan, E. (2014). Komunikasi Antar Pribadi Perilaku Insani Dalam Organisasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Aridiyah , Farah Okky, dkk. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan. E-Jurnal Pustaka Kesehatan, 3 (1): 164-165, diunduh 3 Desember 2018.

Enjang, AS. 2009. Komunikasi Konseling.Bandung: Nuansa.

Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan T. (2018). Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting.

Khoirun, Ni’mah, dkk. 2016. Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita. Media Gizi Indonesia, 10 (1): 13-19, diunduh pada tanggal 2 Desember 2018.

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. (2018). Buletin Stunting. Buletin Jendela Data Dan Informasi Kesehatan, 1 semester, 1–56.

Sarmin. 2017. Konselor Sebaya: Pemberdayaan Teman Sebaya Dalam Sekolah Guna Menanggulangi Pengaruh Negatif Lingkungan. Brilliant: Jurnal Riset dan Konseptual 2 (1): 111, diunduh pada tanggal 2 Desember 2018.

Syifa Vaozia, N. (2016). Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 1-3 Tahun (Studi Di Desa Menduran Kecamatan Brati Kabupaten GROBOGAN). Jurnal Of Nitrition College (JNC), 5 No 4, 314–320.

Shohib, Muhammad, dkk. 2016. Pendampingan Kelompok Konselor Sebaya di Kota Batu. Jurnal Dedikasi (Online), 13 (1): 34-38, (http://ejournal.umm.ac.id/index.php/dedikasi/article/view/3135) diakses tanggal 4 Desember 2018.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

_______. 2018. 9 Juta anak di Indonesia menderita Stunting a.k.a gizi buruk (2013), Indonesia darurat Stunting!. (https://irfan.id/stunting/)

Unicef. (2012). Ringkasan Kajian Gizi Ibu & Anak. Unicef Indonesia.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) terindek oleh: