Konseling Behavioristik berbasis Maksim Empan Papan untuk meningkatkan self respect siswa

Agung Prasetya

Abstract


Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengkaji penerapan konseling behavioristik berbasis maksim empan papan dalam meningkatkan self respect siswa. Fenomena yang memprihatinkan saat ini yaitu generasi muda yang cenderung kehilangan etika dan sikap hormat terhadap teman sebaya, orang yang lebih tua, guru bahkan terhadap orangtua. Siswa tidak lagi menganggap guru sebagai panutan, seorang yang memberikan ilmu yang patut dihormati dan disegani. Kasus tahun 2018, guru honorer Ahmad Budi Cahyono di SMAN 1 Torjun, Madura, yang meninggal dunia pasca mengalami tindak kekerasan yang dilakukan oleh siswanya sendiri membuktikan bahwa budaya menghormati guru sudah luntur. Budaya saling menghormati dapat ditanamkan pada siswa melalui konseling behavioristik. Konseling behavioristik merupakan konseling tingkah laku yang merupakan penerapan aneka ragam teknik dan prosedur yang berakar pada berbagai teori tentang belajar. Konseling behavioristik bertujuan untuk memperoleh tingkah laku baru, penghapusan tingkah laku yang maladaptif, serta memperkuat dan mempertahankan perilaku yang diinginkan. Konseling behavioristik dapat dikembangkan dengan berbasis budaya Jawa yaitu maksim Empan Papan  (bisa menempatkan diri). Maksim ini tampak pada salah satu tindak tutur yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain yang berusia lebih tua darinya. Selain tuturan, maksim ini juga menunjukkan bahwa masyarakat Jawa dapat menempatkan dirinya sesuai dengan situasi dan kondisi pada lingkungan sosial masyarakat.

 

The purpose of this article is to assess the application of behavioristic counseling based empan papan maxim in improving self respect students. The current concerning phenomenon is the younger generation who tend to lose ethics and respect for peers, older people, teachers and even parents. Students no longer regard the teacher as a role model, a person who provides respectable and respected knowledge. The case of 2018, honorary teacher Ahmad Budi Cahyono at SMAN 1 Torjun, Madura, who died after experiencing violence committed by his own students proved that the culture of respecting teachers has faded. A culture of mutual respect can be instilled in students through behavioristic counselling. Behavioristic counseling is behavioral counseling which is the application of a variety of techniques and procedures rooted in various theories about learning. Behavioristic counseling aims to acquire new behaviors, the elimination of maladaptive behavior, and strengthen and maintain the desired behavior. Behavioristic counseling can be developed based on Javanese culture that is Empan Papan maxim (can place yourself). This maxim appears in one speech acts done by someone to someone older than him. In addition to the utterances, this maxim also shows that the Javanese community can place itself in accordance with the circumstances in the social environment of the community

Keywords


Behavioristic, Empan Papan, Self Respect

Full Text:

PDF

References


Damarjati, D. (2016). Viral di Medsos, Bocah SD Melawan Ibu Guru. Diakses melalui https://news.detik.com/berita/d-3326185/viral-di-medsos-bocah-sd-melawan-ibu-guru

Corey, G. (2005). Teori dan Praktek Dari Konseling dan Psikoterapi. Terjemahan oleh E. Koeswara. Jakarta: ERESCO.

________. (2013). Theory & Practice of Counseling & Psychotherapy (9th Ed.). Belmont: Brooks/Cole.

Gunarwan, A. 2003. Persepsi Nilai Budaya Jawa di Kalangan Orang Jawa: Implikasi dan Penggunaan. dalam Berkala PELLBA. Jakarta: Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Unika Atmajaya.

Jajeli, R. (2018). Cerita Siswa Aniaya Guru di Sampang Hingga Meninggal Dunia. Diakses melalui https://news.detik.com/berita/d-3845912/cerita-siswa-aniaya-guru-di-sampang-hingga-meninggal-dunia

Latipun. (2001). Psikologi Konseling. Malang: UMM Press.

Lesmana, J. M. (2005). Dasar-dasar Konseling. Jakarta: UI Press.

Mustofa, A. (2017). Terlalu! Pelajar Denpasar Bully Guru Kelas Jadi Viral. Diakses melalui https://radar.jawapos.com/radarbali/read/2017/09/23/15150/terlalu-pelajar-denpasar-bully-guru-kelas-jadi-viral

Nathan, G. (2010). Social Freedom in a Multicultural State: Towards a Theory of Intercultural Justice. UK: Palgrave Macmillan.

Roland, C. E. & Foxx, R. M. (2010). Self-respect: A Neglected Concept. Journal Philosophical Psychology, Vol 16, (2) 2003.

Sanyata, S. (2012). Teori dan Aplikasi Pendekatan Behavioristik dalam Konseling. Jurnal Paradigma, No. 14 Th. VII.

Sedyawati, E. (2006) Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta: Rajawali Pers.

Zed, M, (2008). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) terindek oleh: