Mengurangi perilaku konsumtif dengan menggunakan Terapi Kognitif Perilaku (CBT) dengan mengusung nilai budi pekerti budaya Jawa

Elvia Purwaningrum Diyah Palupi

Abstract


Era globalisasi dimana seketika membuat banyak orang akhirnya memiliki perilaku konsumtif. Lubis (1987) mengatakan bahwa perilaku konsumtif adalah perilaku membeli yang dilakukan oleh seseorang yang tidak lagi didasarkan pada pemikiran rasional tetapi sudah pada tingkat membeli barang karena hasrat yang tidak rasional. Banyak orang, terutama kalangan remaja yang membeli barang-barang yang belum tentu digunakan dan bermanfaat baginya. Perilaku konsumtif adalah perilaku tidak mencerminkan budaya atau karakter Jawa, karena karakter orang Jawa adalah ora ngaya dan nrima (hiduplah secukupnya tidak usah banyak gaya dan nrima keadaan yang ada). Karakter orang Jawa ini digunakan untuk pandangan hidupan masyarakat Jawa, tetapi sekarang mulai memudar dan berubah kepada hal yang buruk seperti perilaku konsumen ini. Perubahan ini sangat memprihatinkan karena perubahan menjadi hal yang buruk. Oleh karena itu, perilaku konsumtif harus dikurangi secara berurutan. Perilaku konsumtif dapat dikurangi dengan konseling terapi kognitif perilaku.  Karena Terapi kognitif perilaku mengubah bagaimana pemikiran, pilihan, sikap, dan makna mereka mengarah pada perilaku antisosial dan menyimpang dari Milkman & Wanberg (2007). Maka terapi kognitif dapat mengubah pikiran, sikap dan makna dalam mengurangi perilaku konsumtif.

 

The era of globalization is everything at once makes many people end up having consumptive behavior. Lubis (1987) says that consumptive behavior is a buying behavior done by someone who is no longer based on rational thinking but has been at the level of buying goods because of irrational desire. Many people, especially teenagers who buy goods that are not necessarily used and useful for him. Consumptive behavior is behavior does not reflect the culture or character of Java, because the character of the Javanese is ora ngaya and nrima (live in moderation do not have many styles and nrima existing circumstances). The character of the Javanese is used for the Javanese view of life, but now it is beginning to fade and change to a bad thing like this consumer behavior. This change is very worrying because change is a bad thing. Consumptive behavior, therefore, should be reduced sequentially. Consumptive behavior can be reduced by behavioral cognitive therapy counseling. Because cognitive Behavioral therapy changes how their thoughts, choices, attitudes, and meanings lead to antisocial behavior and deviate from Milkman & Wanberg (2007). So cognitive therapy can change the mind, attitude and meaning in reducing consumptive behavior.

Keywords


Terapi konitif perilaku, perilaku Konsumtif

Full Text:

PDF

References


Cahyaning Suryaningrum. 2013. cognitive Behavior therapy (CBT) untuk mengatasi gangguan obsesif kompulsif Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Vol. 01, No.01.

Capuzzi, D., & Stauffer, M.D (Ed). 2016. Counseling and Psychotherapy : Theories and Intervention (6th edition). Alexandria, VA: American Counseling Association.

Chrisnawati, Abdullah. 2011. Factor yang mempengaruhi perilaku konsumtif remaja terhadap pakaia. Yogyakarta : Jurnal Spirits Vol. 2 No. 1,

Chita. David. Pali. 2015 hubungan antara self control dengan perilaku konsumtif online shopping produk fashion pada mahasiswa fakultas kedokteran universitas samratulangit angkatan 2011. Manado: Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 3, Nomor 1.

Fitriyani, Widodo, Fauziah. 2013. Hubungan antara konfromitas dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa digenuk indah semarang. Semarang : UNDIP

Sari, F.F. 2005. Kecenderungan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri Akhir Ditinjau dari Menejemen Diri dan Status Tempat Tinggal. Skripsi. Yogyakarta: UNWAMA.

Suwardi 2003. Budi pekerti dala Budaya jawa apt Hanindita graha widya. Yogyakarta.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) terindek oleh: