Pendekatan Humanistik untuk memahami nilai budaya memandikan jaran kepang terhadap Masyarakat Jogjakarta

Sholichatun Badriyah

Abstract


Memandikan jaran kepang adalah salah satu dari sekian banyak jenis ritual yang ada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang dilakukan sebelum diadakan kesenian jathilan.Tujuan pendekatan humanistik untuk memperbaiki dan mengubah sikap,persepsi cara berfikir, keyakinan serta pandangan-pandangan individu, yang unik, yang tidak atau kurang sesuai dengan dirinya agar individu dapat mengembangkan diri dan meningkatkan self actualization seoptimal mungkin. Teori pendekatan humanistik ini pada dasarnya manusia tidaklah bebas tanpa batas, ada aturan-aturan yang harus mereka taati, dimana aturannya berasal dari Tuhan yang Esa.Dalam budaya memandikan jarang kepang ini ritual akan membantu menjelaskan secara benar nilai yang ada dalam masyarakat dan akan menghilangkan keragu-raguan tentang kebenaran sebuah penjelasan. Simbol-simbol ritual ada juga yang berupa sesaji dan tumbal. Sesaji merupakan aktualisasi dari pikiran keinginan dan perasaan pelaku untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk penerapan pendekatan humanistik dalam nilai-nilai budaya dalam memandikan jaran kepang.

 

Bathing jaran kepang is one of the many types of rituals that exist in the region of Yogyakarta Special Region conducted before the art of jathilan. The purpose of humanistic approach to improve and change attitudes, perceptions of thinking, beliefs and views of individuals, unique, or less in accordance with himself so that individuals can develop themselves and improve self-actualization as optimal as possible. The theory of humanistic approach is basically human is not free indefinitely, there are rules that they must obey, where the rules derived from the One God. In culture bathing rare these braids ritual will help explain the true value in society and will eliminate doubt - doubts about the truth of an explanation. Ritual symbols are also in the form of offerings and sacrifices. The offering is the actualization of the mind of the desire and feelings of the performer to draw closer to God. The purpose of this research is to apply the humanistic approach in cultural values in bathing jaran kepang

Keywords


Pendekatan Humanistik, Nilai budaya memandikan jaran kepang

Full Text:

PDF

References


Corey, G. (2013). Theory and Practice of Counseling and Psychoterapy (9th Edition). California: Books/Cole.

Corey, Gerald. 1988. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT. Eresco

Ensiklopedia Dunia Baru; Carl Rogers, www.google.com.

Kayam, Umar. 1981. Seni Tradisi Masyarakat.Jakarta: PT Sinar Harapan

Peursen, Van CV. 1976. Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.

Soedarsono, RM. 1985. “Pola Kehidupan Seni Pertunjukan Masyarakat Pedesaan” dalam Surjo, Djoko (et. al.). Gaya Hidup Masyarakat Jawa di Pedesaan: Pola Kehidupan Sosial-Ekonomi dan Budaya. Yogyakarta: Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara.

Sutiyono. 1991. “Dampak Pengembangan Kepariwisataan dalam Kehidupan Seni Tradisional.” Cakrawala Pendidikan No. 1, Th. X. Penerbit Pusat Pengabdian Pada Masyarakat IKIP Yogyakarta, pp. 103-116.

Tradisional Jawa. Klaten: Saka Mitra Kompetensi

Prawita, Thoyibah. (2015). Pengaruh ritual memandikan jaran kepang dan barongan dalam kesenian jathilan terhadap masyarakat di pemandian clereng, desa sendangsari kecamatan pengasih kulon progo (skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta)

Zulfikar, Rezki, Muwakhidah dan Nikon. 2017. Konseling Humanistik: Sebuah Tinjauan Filosofi. Konseling : Jurnal Bimbingan dan Konseling. Vol. 3 No. 1 (Januari-Juni 2017).


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) terindek oleh: