Konseling kelompok dengan Pendekatan Eksistensial-Humanistik berbasis nilai Budaya Gayo “Alang Tulung” untuk mengurangi sikap apatis siswa

Anissah Fadila Taharani

Abstract


Dalam dunia pendidikan, interaksi dalam pembelajaran sangat diperlukan, Interaksi sosial akan membantu siswa menambah pengetahuannya, mengembangkan keterampilan sosial siswa dengan individu lainnya, serta dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Namun realitanya saat ini banyak siswa yang bertindak tidak peduli, acuh tak acuh terhadap lingkungan bahkan terhadap  pendidikannya sendiri. Hal ini akan berdampak buruk bagi kehidupan sosial siswa serta menghambat proses pembelajarannya. Untuk mengurangi perilaku tersebut dapat menggunakan  salah satu nilai budaya yang ada di Indonesia yaitu tradisi alang tulung. Alang tulung adalah nilai budaya suku gayo yang berarti sikap tolong-menolong didalam masyarakat, nilai ini juga menegaskan eksistensi manusia sebagai makhluk sosial yang memungkinan proses memberi dan  menerima  sebagai perekat sosial. Alang tulung dapat dilakukan melalui layanan konseling kelompok dengan pendekatan eksistensial humanistik yang berfokus pada manusia sehingga dapat membantu siswa dalam mencari kebermaknaan hidup, menurunkan perilaku apatis siswa serta meningkat eksistensi siswa sebagai makhluk sosial. Tulisan ini  mencoba untuk mengantarkan gagasan bagaimana pendekatan eksistensial-humanistik berbasis nilai alang tulung dapat  mengurangi sikap apatis pada siswa.

 

In the world of education, interaction in learning is necessary, Social interaction will help students increase their knowledge, develop students' social skills with other individuals, and can increase student motivation in learning. But the reality today many students who act do not care, indifferent to the environment even to his own education. This will adversely affect the students' social life and hinder their learning process. To reduce the behavior can use one of the cultural values that exist in Indonesia is the traditions of alang tulung. Alang tulung is the cultural value of Gayo tribe, which means the attitude of help in the community, this value also affirms the existence of human being as a social creature that allows the process of giving and receiving as social glue. Alang tulung is implied through group counseling service with humanistic existential approach that focuses on human so as to assist students in finding meaningfulness of life, decreasing apathy behavior of students and increasing student existence as social creature. This paper attempts to deliver the idea of how a value-based humanist-based existential approach can reduce apathy to students.


Keywords


Eksistensial Humanistik, Alang Tulung, Sikap Apatis

Full Text:

PDF

References


Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: UMM Press.

Corey, Gerald. 2012. Theory and Practice of Group Counseling, Eighth Edition. Belmont, USA.Brooks/Cole.

Corey, Gerald. 2013. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy (9thedition). California: Brooks/Cole.

Erford, Bradley T. 2017. 40 Teknik yang Harus Diketahui Setiap Konselor Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kartono, Kartini. 2005. Teori Kepribadian. Bandung: Mandar Maja.

Latipun. 2006. Psikologi Konseling. Malang: UMM Press.

Nursalim, Mochammad & Hariastuti, Retno Tri. 2007. Konseling Kelompok. Surabaya: Unesa University Press.

Prayitno. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusdi Sufi, dkk. 2004. Keanekaragaman Suku dan Budaya di Aceh. Banda Aceh: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh.

Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

T. Syamsudin, dkk.1980. Sistem Gotong-Royong dalam Masyarakat Pedesaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Aceh: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) terindek oleh: