Pendekatan Konseling Eksistensi Humanistik berbasis nilai Budaya Banjar “Wasaka” dalam membentuk karakter siswa di Banjarmasin

Berkatullah Amin

Abstract


Peningkatan kualitas pelaksanaan pendidikan dalam nilai-nilai yang dapat membentuk dan memperkuat karakter siswa pada lembaga pendidikan formal sangat diperlukan. Permasalahan kemampuan sosial pada saat ini manakala perilaku materialisme yang menganggap bahwa seolah- olah materi, benda, dan uang adalah segala-galanya. Fenomena perilaku materialistik dan konsumtif ini dapat menghilangkan nilai-nilai religius, ikhlas,  tangguh, jujur, peduli, tanggung jawab, mandiri, dan disiplin. Fenomena ini menarik mengingat perilaku tersebut juga banyak melanda kehidupan remaja di berbagai kota salah satunya Banjarmasin. Perilaku seseorang ditentukan oleh faktor lingkungan dengan landasan teori kondisioning ada fungsi bahwa karakter ditentukan oleh lingkungan. Seseorang akan menjadi pribadi yang berkarakter apabila dapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter. Tentunya ini memerlukan usaha secara menyeluruh yang dilakukan semua pihak: keluarga, sekolah, dan seluruh komponen masyarakat. Dalam konteks konseling, keterlibatan konselor untuk membantu klien dalam mengartikulasikan kehidupan sosial kemasyarakatannya dilakukan dengan berbagai macam pendekatan. Salah satu pendekatan konseling eksistensial humanistik yang berbasis nilai budaya Indonesia, yaitu pendekatan yang digali dari tata nilai budaya Banjar dengan prinsip hidup Waja Sampai Kaputing, yang mengandung prinsip pantang menyerah, bersungguh-sungguh, bekerja keras dari awal hingga akhir yang selama ini terabaikan. Nilai- nilai moral dalam pembentukkan karakter yang kokoh dan etika standar yang kuat dalam tata nilai budaya Banjar sangat diperlukan bagi individu maupun masyarakat melalui proses konseling dengan pendekatan Eksistensial Humanistik.

 

Improving the quality of education implementation in the values that can shape and strengthen the character of students in formal educational institutions is needed. The problem of social ability at this time when the behavior of materialism that considers that as if matter, objects, and money is everything. This phenomenon of materialistic and consumptive behavior can eliminate religious values, sincere, tough, honest, caring, responsible, independent, and disciplined. This phenomenon is interesting considering the behavior is also a lot of teenage life in various cities one of them Banjarmasin. A person's behavior is determined by environmental factors with the grounding of the theory of conditioning there is a function that character is determined by the environment. A person will be a character person if it can grow in a characteristic environment. Surely this requires a thorough effort by all parties: family, school, and all components of society. In the context of counseling, the involvement of counselors to assist clients in articulating their societal social life is carried out in a variety of approaches. One of the approaches of existential humanistic counseling based on Indonesian cultural values, the approach extracted from the cultural values of Banjar with the principle of life Waja Sampai Kaputing, which contains the principle of unyielding, earnest, hard work from the beginning to the end that has been neglected. Moral values in solid character formation and strong ethical standards in Banjar cultural values are indispensable for individuals and communities through a counseling process with an Existential Humanistic approach.


Keywords


Eksistensial Humanistik, Waja Sampai Kaputing, Pembentukan Karakter

Full Text:

PDF

References


Corey, Gerald. 2013. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy (9thedition). California: Brooks/Cole.

Sarbaini, (2012). Pendidikan Karakter WASAKA (Waja Sampai Kaputing) UNLAM. Banjarmasin; UPT MKU (MPK-MBB) UNLAM.

Matsumoto, D,.& Juang, L. (2003).Culture and Psychology.2ndEdition. Belmont, CA: Wadswort.

Fathul Muin, 2011. Pendidikan Karakter:Konstruksi Teoritik dan Praktik. Yogyakarta: Ar Ruzz.

Zubaedi. 2011. Desain PendidikanKarakter: Konsepsi dan Aplikasinyadalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Mansur Muslich. 2010. Pendidikankarakter, Menjawab tantangan krisismultidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.

Arifin, S. (2014). Konseling Berbasis Pesantren Untuk Memperkokoh Karakter Pelajar Dalam Menghadapi Globalisasi, 6 (1), 19–34.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) terindek oleh: