Implementasi Pendekatan Eksistensial Humanistik berbasis Didong Gayo untuk membentuk keterampilan sosial siswa

Yuwinda Ardila

Abstract


Salah satu kebutuhan manusia adalah untuk berhubungan dengan orang lain dalam hidupnya, lewat hubungan sosial yang baik maka manusia dapat menciptakan makna hidup yang berarti. Pendekatan eksistensial humanistik merupakan salah satu pendekatan yang berfokus pada diri manusia dan menekankan pada pemahaman atas manusia, pendekatan ini memberikan penciptaan makna dalam hidup manusia. Dipadukan dengan nilai budaya didong gayo yang memiliki transformasi nilai sosial maka diharapkan konselor mampu membentuk keterampilan sosal siswa. Para seniman didong tidak semata-mata menyampaikan tutur kepada penonton yang dibalut dengan nilai-nilai estetika, melainkan di dalamnya bertujuan agar masyarakat pendengarnya dapat memaknai hidup sesuai dengan realitas akan kehidupan para Nabi dan tokoh yang sesuai dengan Islam. Dalam didong ada nilai-nilai religius, nilai-nilai keindahan, nilai-nilai kebersamaan dan lain sebagainya. Maka nilai dari keterampilan sosial yang diharapkan tumbuh melalui penelitian ini adalah agar siswa mampu berhubungan dengan orang-orang sekitarnya baik secara formal maupun nonformal.

One of the human needs is to connect with others in their life, through good social relationships then humans can create meaningful meaning in life. The humanistic existential approach is one of the approaches that focus on the human self and emphasizes the understanding of man, this approach gives the creation of meaning in human life. Combined with the value of the culture of gayo didong that has the transformation of social values it is expected that the counselor is able to form students' social skills. Artists doong not merely convey the speech to the audiences wrapped with aesthetic values, but in it aims that the community listeners can interpret life in accordance with the reality of life of the Prophets and figures in accordance with Islam. In didong there are religious values, values of beauty, values of togetherness and so forth. Then the value of social skills that are expected to grow through this research is that students are able to connect with the surrounding people both formally and nonformally.


Keywords


Eksistensial Humanistik, Didong Gayo, Keterampilan Sosial

Full Text:

PDF

References


Akbar, Eliyyil. (2015). Pendidikan Islami Dalam Nilai-Nilai Kearifan Lokal Didong. Al-Tahrir, Vol. 15, No. 1 Mei 2015 : 43-65.

Akhmadi, Agus. (2013). Peningkatan Kesadaran Multikultural Konselor (Guru BK). Jurnal M U A D D I B Vol.03 No.02 Juli-Desember 2013 ISSN 2088-3390.

Ardila, Yuwinda. (2016). Penerapan Teknik Modeling Simbolik Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Di Mtsn Model Banda Aceh. (Skripsi, FKIP Universitas Syiah Kuala).

Bowen, John R. (1989). Sumatran Politics and Poetics: Gayo History, 1900-1989. London: Yale University Press, t.t.

Gimpel, Gretchen & Kenneth W. Merrell. (1998). Social Skills of Chlidren and Adolenscence: Conceptualization, Assessment, Treatment. New York: Psychology Press. (Online), (https://books.google.co.id/Gimpelsimilarbooks/ diakses 27 Juni 2018).

John W. Santrock. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Kuncoro, Pilar. (2016). Struktur Didong A Lo Pada Masyrakat Gayo Di Kecamatan Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues. (Skripsi, Universitas Negeri Medan).

Mu’tadin, Zainun. (2006). Mengembangkan Keterampilan Sosial Anak Pada Remaja. Jakarta. http://www.idai.or.id/remaja.asp, p= 5 diakses 10 Juni 2018).

Setiani, Tita. (2014). Peningkatan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Penerapan Metode Simulasi Pada Pembelajaran IPS Kelas V SD Negeri Pakem 2 Sleman. (Skripsi, FKIP Universitas Negeri Yogyakarta).


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) terindek oleh: