Pengaruh kematangan emosi dan interaksi sosial terhadap resiliensi siswa SMPN 1 Takeran

Abstract

Fenomena di sekolah menunjukkkan terdapat pelanggaran siswa sering terlambat, terlibat petengkaran, selalu berperasangka buruk kepada teman, sehingga menimbulkan permusuhan. Hal ini dapat diartikan sebagai emosi yang belum matang. Sedangkan interaksi sosialnya terdapat beberapa kelompok sosial pada tiap kelas, merasa minder jika berteman dengan siswa yang lebih kaya, memiliki sifat tertutup, kurang berani berkomunikasi dan adanya sifat keragu-raguan dalam menilai orang lain. Hal demikian tentunya dapat berkaitan dengan kemampuan beradaptasi terhadap situasi sulit (Resiliensi). Tujuan  penelitian ini untuk mengetahui pengaruh antara kematangan emosi (X₁) dan interaksi sosial (X₂) terhadap resiliensi (Y). Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif ex post facto. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket dengan model skala likert. Sedangkan teknik analisis data menggunakan rumus korelasi product moment dan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) ada pengaruh kematangan emosi terhadap resiliensi siswa kelas VIII SMPN 1 Takeran dimana korelasinya sedang, dapat dilihat nilai sig 0,000<0,05 dan pearson correlation 0,524. 2) ada pengaruh interaksi sosial terhadap resiliensi siswa kelas VIII SMPN 1 Takeran dimana korelasinya tinggi, dapat dilihat nilai sig 0,000<0,05 dan pearson correlation 0,746. 3) ada pengaruh kematangan emosi dan interaksi sosial terhadap resiliensi siswa kelas VIII SMPN 1 Takeran dengan menghasilkan nilai sig 0,000<0,05 dan nilai F hitung 40.925 >F tabel 2.75.

Abstract
The phenomenon at school shows that students are often late, get into fights, always have a bad attitude towards friends, causing hostility. This can be interpreted as an immature emotion. While the social interaction there are several social groups in each class, feel inferior when friends with students who are richer, have a closed nature, lack the courage to communicate and have doubts in judging others. This of course can be related to the ability to adapt to difficult situations (Resilience). The purpose of this study was to determine the effect of emotional maturity (X1) and social interaction (X2) on resilience (Y). In this study using an ex post facto quantitative approach. The instrument used to collect data is a questionnaire with a Likert scale model. While the data analysis technique uses the product moment correlation formula and multiple linear regression. The results showed that 1) there was an influence of emotional maturity on the resilience of grade VIII students of SMPN 1 Takeran where the correlation was moderate, it could be seen that the sig value was 0.000 <0.05 and the Pearson correlation was 0.524. 2) there is an effect of social interaction on the resilience of class VIII students of SMPN 1 Takeran where the correlation is high, it can be seen that the sig value is 0.000 <0.05 and the Pearson correlation is 0.746. 3) there is an influence of emotional maturity and social interaction on the resilience of class VIII students of SMPN 1 Takeran by producing a sig value of 0.000 <0.05 and a calculated F value of 40.925 > F table 2.75.