Eksistensi konselor dalam konseling orangtua dengan anak pada gangguan spektrum autisme di Era Society 5.0

Abstract

Konseling merupakan hal yang melekat pada kehidupan manusia sebagai makhluk sosial termasuk di Era Society 5.0. Era ini sebagai alternatif jawaban untuk era sebelumnya, yaitu bagaimana manusia mampu menjawab tantangan-tantangan di Era Revolusi Industri 4.0. Terdapat beragam konseling, satu diantaranya yakni konseling orangtua yang diperuntukkan bagi orangtua dengan tujuan memberikan wawasan, bimbingan, dan dukungan tanpa menggurui. Melalui konseling, orangtua lebih mampu memberikan pengasuhan yang pada anak-anak mereka, baik anak dengan perkembangan normal maupun anak berkebutuhan khusus (ABK), dalam hal ini misalnya anak pada Ganguan Spektrum Autisme (GSA). Selanjutnya, eksistensi konselor pada Era Society 5.0, dalam konseling orangtua yang memiliki anak dengan GSA, memiliki aktualitas karena pada dasarnya konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia, dengan persoalan yang dihadapi. Sehingga, eksistensi konselor adalah eksistensi manusia itu sendiri.

Abstract
Counseling is an inherent thing in human life as a social beings, including in the Society 5.0. This era is an alternative answer for the previous era, that’s how humans are able to answer the challenges in the Industrial Revolution 4.0. There is a variety of counseling, one of which is parenting counseling intended for parents with the aim of providing insight, guidance, and support without judgment. Through counseling, parents able to give a good nurturance for their children, both children with normal development and children with special needs (ABK), in this case, for example children in Autism Spectrum Disorder (ASD). Furthermore, the existence of counselors of  Society 5.0, in parenting counseling who have children with ASD, has an actuality because basically counseling is an activity that comes from human life, with problems faced. So, the existence of a counselor is human existence itself