Formulasi dan Aktivitas Gel HPMC-Kitosan Terhadap Proses Penyembuhan Luka Bakar Derajat IIA Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Galur Wistar

Weka Sidha Bhagawan, Desi Kusumawati, Rahmi Annisa, Dioni Fadia Zatalini

Abstract


Kitosan merupakan produk turunan dari polimer chitin yaitu produk limbah dari kulit udang atau rajungan yang dapat membantu penyembuhan luka bakar. Kitosan telah diteliti mampu memacu proliferasi sel, meningkatkan kolagenisasi, dan mengakselerasi regenerasi sel (reepilelisasi) pada kulit yang terluka, serta dapat memacu migrasi sel PMN. Peningkatan kontraksi luka bakar dapat dilakukan dengan meningkatkan penggunaan pada kulit dengan memformulasikan dalam sediaan gel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh optimasi variasi konsentrasi HPMC dan kitosan di dalam gel terhadap sifat fisik, stabilitas fisik dan aktivitas gel kitosan terhadap proses penyembuhan luka bakar derajat IIA pada tikus putih. Desain penelitian menggunakan true experimental post test dilakukan terhadap hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar. Sampel di bagi dalam enam kelompok yaitu 4 pelakuan kitosan: konsentrasi 0%, 1,25%, 2,5%, 3,75% dan kelompok kontrol dengan bioplacenton dan normal saline 0,9%. Data yang diukur adalah kontraksi luka pasca perawatan luka selama 21 hari.Hasil penelitian sifat fisik gel menunjukkan dengan peningkatan konsentrasi kitosan dapat meningkatkan viskositas gel, pH dan menurunkan daya sebar gel, namun tidak mempengaruhi organoleptis dan homogenitas sediaan gel. Hasil uji stabilitas fisik gel menunjukkan bahwa adanya variasi konsentrasi kitosan gel sedikit stabil selama penyimpanan. Sedangkan peningkatan konsentrasi HPMC meningkatkan viskositas dan menurunkan daya sebar gel, namun tidak mempengaruhi organoleptis, homogenitas dan pH gel. Analisa data menggunakan one way ANOVA dilanjutkan dengan uji Tuckey HSD. Pemberian gel kitosan dosis 1,25% dan 2,5% signifikan mempercepat penyembuhan luka bakar dibandingkan dengan kontrol normal saline0,9% (p=0,000; p=0,000) dan tidak berbeda signifikan dengan kontrol positif (p=1,000; p=0,256).  Gel kitosan 2,5% paling signifikan mempercepat peyembuhan luka dibandingkan dengan kitosan 1,25%  (p=0,356).  Penelitian ini membuktikan bahwa dosis gel kitosan terbaik adalah 2,5%

Full Text:

PDF

References


Arikumalasari, J., Dewantara, I. G. N. A., & Wijayanti, N. P. A. D. (2013). Optimasi HPMC Sebagai Gelling Agent Dalam Formula Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.). Jurnal Farmasi Udayana, 2(3).

Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., & Singla, A. K. (2002). Spreading of semisolid formulations: An update. Pharmaceutical Technology North America, 26(9), 84–105.

Gibson, M. (2009). Pharmaceutical Preformulation and Formulation. In J. Swarbrick (Ed.), Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical Sciences: Physical Chemical and Biopharmaceutical Principles in the Pharmaceutical Sciences: Sixth Edition (2nd ed.). Informa Healthcare.

Handayani, S. A., Purwanti, T., & Erawati, T. (2012). Pelepasan Na-Diklofenak Sistem Niosom Span 20-Kolesterol Dalam Basis Gel Hpmc. PharmaScientia, 1(2), 21–28.

Jin, Y., Ling, P.-X., He, Y.-L., & Zhang, T.-M. (2007). Effects of chitosan and heparin on early extension of burns. Burns, 33(8), 1027–1031. https://doi.org/10.1016/j.burns.2006.12.002

Kumar, V. (2004). Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease, International Edition 7th Edition (7th ed.). Elsevier Saunders.

Minami, S., Okamoto, Y., & Shigemasa, Y. (1999). Mecanism of Wound Healing Acceleration by Chitin and Chitosan. Jpn. J. Vet. Anest. Surg., 30(2), 285–299.

Rinaudo, M. (2006). Chitin and chitosan: Properties and applications. Progress in Polymer Science, 31(7), 603–632. https://doi.org/10.1016/j.progpolymsci.2006.06.001

Rowe, R. (2013). Handbook of Pharmaceutical Excipients – 7th Edition. Pharmaceutical Development and Technology, 18(2), 544–544. https://doi.org/10.3109/10837450.2012.751408

Shelma, R., Paul, W., & Sharma, C. (2008). Chitin nanofibre reinforced thin chitosan films for wound healing application. Trends in Biomaterials and Artificial Organs, 22(2), 107–111.

Syamsuni. (2006). Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi (W. Syarief (ed.)). Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Takashi, M. (1988). Study on the mechanisms of wound healing acceleration by chitin and chitosan. Japanese Journal of Veterinary Research, 46(2), 113–114. http://hdl.handle.net/2115/2665

Thanasukarn, P., Pongsawatmanit, R., & McClements, D. (2004). Influence of emulsifier type on freeze-thaw stability of hydrogenated palm oil-in-water emulsions. Food Hydrocolloids, 18(6), 1033–1043. https://doi.org/10.1016/j.foodhyd.2004.04.010

Thomas, S., Pius, A., & Gopi, S. (2020). Handbook of Chitin and Chitosan 1st Edition. Elsevier. https://www.elsevier.com/books/handbook-of-chitin-and-chitosan/thomas/978-0-12-817966-6

Wardono, A. P., Pramono, B. H., Afrian, R., & Husein, J. (2012). Pengaruh Kitosan secara Topikal terhadap Penyembuhan Luka Bakar Kimiawi pada Kulit Rattus norvegicus The Influence of Topical Chitosan on Chemical Burn Healing in Skin Rattus norvegicus. 12(3), 177–187.

Xu, R. (2004). Burns Regenerative Medicine and Therapy (X. Sun & B. S. Weeks (eds.)). S. Karger AG. https://doi.org/10.1159/isbn.978-3-318-01037-4


Refbacks

  • There are currently no refbacks.