Cerita rakyat sebagai penunjang pembelajaran

Iin Nursuciati

Abstract


Penelitian ini bertujuan menganalisis dan mendeskripsikan cerita rakyat yang berkembang di Madiun sebagai media pembelajaran berpikir kritis siswa sekolah dasar. Fokus penelitian ini pada data Cerita rakyat Madiun yang bisa digunakan untuk pembelajaran berpikir kritis. Pendekatan pada penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian analisis dokumen. Pengumpulan data pada penelitian ini diambil dengan menggunakan sumber data cek dokumen cerita rakyat Madiun dan wawancara terhadap ahli literasi kritis, guru sekolah dasar, dan pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayan Kabupaten Madiun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sembian dari sepuluh cerita rakyat Madiun dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran berpikir kritis siswa sekolah dasar, dengan memuat enam tahapan berpikir kritis yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, kemampuan menjelaskan, dan self regulation.

Keywords


cerita rakyat; keterampilan berpikir kritis

Full Text:

PDF

References


Azizah, M., Sulianto, J., & Cintang, N. (2018). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar pada Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013. Jurnal Penelitian Pendidikan , 62.

Choerunnisa, O. M., & Abidin, Y. (2018). Motif Cerita pada Seri Cerita Rakyat Murti Bunanta serta Kemungkinan Pengaruhnya pada Perkembangan Imajinasi dan Intelektual Anak. Seminar Internasional Riksa Bahasa XII (p. 667). Bandung: riksabahasa@upi.edu.

Ikhsan, M. H., & Maulana, P. (2017). Efektivitas Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Karya Sastra dan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Edukasi Sebelas April , 6.

Junining, E. (2017). Membaca Kritis Membaca Kreatif. Malang: UB Press.

Kristanto, M. (2014). Pemanfaatan Cerita Rakyat sebagai Penanaman Etika untuk Membentuk Pendidikan Karakter Bangsa. Mimbar Sekolah Dasar , 59.

Lismaya, L. (2019). Berpikir kritis & PBL (Problem Based Learning). Surabaya: Media Sahabat Cendekia.

Melasarianti, L. (2016). Membentuk Karakter Anak sesuai Prinsip Pancasila melalui Cerita Rakyat. Jurnal Ilmiah Lingua Idea , 4.

Nurgiyantoro, B. (2010). Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pujiono, S. (2012). Berpikir Kritis dalam Literasi Membaca dan Menulis untuk Memperkuat Jati Diri Bangsa. Prosiding Bahasa & Sastra Indonesia (pp. 779-780). Purwokerto: PIBSI XXXIV.

Rachmadtullah, R. (2015). Kemampuan Berpikir Kritis dan Konsep Diri dengan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar , 289.

Seha, N. (2017). Membaca Sastra Anak Banten dalam Antologi dari Gatrik hingga Perjalanan. Jurnal Ilmiah Kebahasaan dam Kesastraan , 74.

Setyawan, A., Suwandi, S., & Slamet, S. Y. (2017). Muatan Pendidikan Karakter dalam Cerita Rakyat di Pacitan. Jurnal Pendidikan Karakter , 200.

Sumayana, Y. (2017). Pembelajaran Sastra di Sekolah Dasar Berbasis Kearifan Lokal (Cerita Rakyat). Mimbar Sekolah Dasar , 22

Toha-Sarumpaet, R. K. (2017). Pedoman Penelitian Sastra Anak. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Tripungkasingtyas, S. Y. (2016). Pembelajaran Sastra di Sekolah Dasar melalui Karya Sastra Cerita Rakyat sebagai Salah Satu Bentuk Pengenalan Budaya Nusantara. Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III, (p. 518). Surakarta.

Wiratmoko, Y. (2005). Cerita Rakyay Dari Madiun. Jakarta: PT Grasindo.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.